karena hidup seperti bianglala

karena hidup seperti bianglala
kadang di atas kadang di bawah

Kamis, 08 April 2010

situasi awang-awang


Beberapa minggu ini saya sedang merasakan perasaan yang tidak nyaman, sejenis uring-uringan, ini salah itu salah, saya merasa menginginkan sesuatu tapi saya sendiri tidak tahu apa yang saya inginkan, akhirnya saya memutuskan menamainya sebagai situasi awang-awang. Ya, sepertinya otak dan perasaan saya sedang ngawang tidak berada di tempat yang seharusnya.

Setelah saya runut-runut ke belakang, saya mengindikasikan beberapa sebab. Pertama saya mau datang bulan, dan memang benar awal situasi itu timbul, saya sedang mengalami PMS. Lalu, setelah datang bulan berakhir, perasaan itu tidak juga hilang. Saya bingung. Oh mungkin karena saya mau ujian, jadi saya stres karena belom memiliki persiapan. Kini ujian sedang berlangsung tapi perasaan awang-awang belum juga ilang padahal sudah dari setengah ujian saya selesaikan. Akhirnya saya menemukan sebab lain, yang mungkin paling benar. Beberapa minggu yang lalu, adik saya berkunjung ke Jogja, setelah lima hari bertandang akhirnya dia harus pulang untuk bersekolah. Lalu perasaan itu mulai mengalir deras. Yap perasaan ditinggalkan!
Tadinya saya fikir, perasaan itu timbul karena yang datang adalah keluarga saya, tapi dua minggu kemudian teman SMA saya datang berkunjung, beberapa hari kemudaian dia pulang dan perasan itu datang lagi. Oh shit!

Ternyata situasi awang-awang itu timbul karena saya merasa ditinggalkan. Perasaan ini gak akan saya rasakan, kalo posisinya saya yang meninggalkan. Misalkan aja kalo saya lagi pulang lalu saya harus kembali kuliah, besokannya saya gak akan merasakan kehilangan, yang ada saya merasa seperti batere yang baru di charge. Ya ampun saya ngerasa childish banget deh, tapi serius perasaan itu gak enak banget! Uring-uringan, gak nafsu makan, cepet bosen. Yang ada di pikiran saya saat ini hanya ingin main, tapi sekarang kan lagi ujian. Mana ada temen saya yang bersedia diajak main disaat kita semua sedang sibuk memikirkan ujian. SAYA SUNGGUH TERSIKSA!

Saya berharap setelah ujian selesai perasaan itu akan hilang, tapi saya baru ingat minggu depan kelurga saya akan berkunjung lagi karena tante saya akan menikah. Oh no! saya gak sanggup merasakan perasaan itu lagi. Saya gak mau lagi ada di situasi awang-awang. Saya gak mau! Tapi mau gak mau saya harus sanggup dan berusaha melewatinya, walaupun percayalah ini sangat sulit dilewati. Tapi daripada gak ketemu keluarga. Saya jadi mikir, gimana kalo nanti saya punya suami terus saya harus ditinggal dinas. Masa iya saya harus mengalami situasi awang-awang lagi sih. Hoaa saya gak mau!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar